Cari Blog Ini

Jumat, 15 Oktober 2010

hari nusantara 2008

Hari Nusantara Sadarkan Potensi Bahari
Selasa, 23 Desember 2008 | 18:34 WIB
GRESIK, SELASA — Peringatan Hari Nusantara 2008 yang dipadu dengan pameran Nusa Bahari Expo 2008 di Gresik diharapkan bisa menyadarkan bangsa ini akan pentingnya potensi laut dan kemaritiman Indonesia. Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal saat membuka Nusa Bahari Expo 2008 di Pelabuhan Gresik, Selasa (23/12), mengatakan bahwa dalam Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 sebagai tonggak Hari Nusantara disebutkan laut bukanlah pemisah pulau, tetapi pemersatu 17.000 lebih pulau di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jusman menyebutkan luas laut Indonesia mencapai 17,508 juta meter persegi (m2). Indonesia merupakan maritim kontinental atau benua maritim.
"Potensi laut kita begitu besar. Ini merupakan kekuatan untuk mengembangkan industri perkapalan, pelayaran, kelautan, perikanan, dan pariwisata bahari," kata Jusman.
Dengan Nusa Bahari Expo, perkembangan sektor kelautan bisa disampaikan dan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada pameran kelautan kali ini diikuti 40 stan dengan peserta beragam mulai dari instansi pemerintah dan lembaga pendidikan, seperti akademi perikanan, sekolah pelayaran, dan ITS. Selain itu, operator pelayaran, perusahaan pembuat kapal, perusahaan baja dan semen juga ikut serta.
Wakil Bupati Gresik Sastro Suwito menyatakan dipilihnya Gresik sebagai tuan rumah puncak Hari Nusantara merupakan sebuah kehormatan. Dia menyebutkan Gresik sudah dikenal dalam panggung sejarah nusantara di tingkat nasional bahkan sejak zaman kerajaan dulu.
Gresik merupakan pintu gerbang masuknya Islam tempo dulu, ditandai peninggalan sejarah makam panjang Siti Fatimah Binti Maimun. Pelabuhan Gresik dikenal sejak zaman Majapahit masa Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri.
Saat ini di Gresik berkembang pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, seperti pelabuhan PT Semen Gresik, PT Petrokimia Gresi, PT Smelting, PT PLN Pembangkit Jawa Bali, Indonesia Marina Sphyard, dan PT Bukit Kapur. Wilayah perairan Gresik mencapai 145 kilometer persegi dengan 12 pulau kecil di sekitar Pulau Bawean.
Kapal tangkap ikan di Gresik sebanyak 4.324 unit dengan 22.000 nelayan. Potensi pantai Gresik layak dikembangkan untuk wisata bahari di antaranya Pantai Delegan di Panceng dengan pasir putihnya. Selain itu, pesona Pulau Bawean dan keindahan pantainya bisa dikembangkan untuk wisata. Bawean merupakan Balinya Gresik dan Jawa Timur.
Oleh karena itu, untuk mempercepat kunjungan wisata ke Bawean akan dibangun lapangan terbang perintis. Sayang sekali selama ini menjangkau Bawean dengan jarak 80 mil laut dari Gresik paling cepat 2,5 jam dengan kapal cepat.
"Sementara belum semua warga Bawean menikmati listrik. Listrik tidak bisa menyala 24 jam penuh sehari," kata Sastro.

Kamis, 14 Oktober 2010

TIGA NELAYAN DITERJANG ANGIN

Selasa, 2 Maret 2010 | 08:43 WIB
GRESIK - SURYA- Angin kencang dan hujan deras yang melanda Gresik hingga kawasan perairan Selat Madura, Minggu (28/2) petang, menelan korban. Dua perahu tenggelam, mengakibatkan dua nelayan hilang dan satu ditemukan tewas.
Nelayan yang tewas adalah Darso, 64, warga Morokrembangan, Surabaya, yang ditemukan di perairan dekat Armatim Surabaya. Sedangkan perahunya, ditemukan warga sudah berantakan di Kali Lamong.
Dua nelayan lainnya, Ahmad Mudhor, 38, dan Eko Hidayat, 40, keduanya warga Desa Karang Kering, Kecamatan Kebomas, Gresik, hingga Senin (1/3) petang, belum diketahui nasibnya.
Informasinya, ketiga nelayan itu berada dalam dua perahu. Darso membawa perahu sendiri, dua korban lainnya menggunakan satu perahu. Kebetulan, saat bencana terjadi, kedua perahu posisinya berdekatan di perairan yang sama.
Safari, 38, nelayan Desa Karang Kiring menceritakan, Eko dan Mudhor melaut dari muara Kali Lamong, pukul 14.00 WIB. Mereka pamit mancing di sekitar Selat Madura, dekat pelabuhan Dermaga Untuk Kalangan Sendiri (DUKS) PT Sumber Mas.
“Biasanya nelayan sini kalau berangkat siang, kemudian sore atau menjelang magrib, sudah balik ke rumah. Namun, menurut keluarganya, Mudhor maupun Eko belum pulang hingga jam delapan malam,” ujar Safari.
Endah Anggraini, 31, istri Eko Hidayat, mengatakan, tidak biasanya suaminya pulang sampai malam. Hingga pukul 20.00 WIB tidak kunjung pulang, dia mencoba menghubungi ponsel suaminya, namun tidak diangkat.
Endah mengakui, sudah melarang suaminya mancing ke laut karena cuaca buruk.
Tidak hanya istrinya, kepanikan serupa juga dialami Lilik, 30, istri Ahmad Mudhor. Menurut Mulyono, 48, paman korban, Lilik menghubungi dirinya pukul 20.30 WIB, dan mengabarkan bahwa Mudhor sejak Minggu siang belum pulang. “Setelah ditanyakan ke sejumlah nelayan, tidak ada yang tahu,” katanya.
Kasatpolair Gresik, Iptu Bintara, ketika dihubungi menduga korban hilang setelah perahunya diempas angin leysus.
Mengenai dua nelayan yang belum ditemukan, dia menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Syahbandar Administrator Pelabuhan Gresik dan nelayan untuk ikut mencarinya. “Kami akan melakukan penyisiran di sekitar tempat mereka mancing, dengan dibantu sekitar 20 nelayan rekan korban menggunakan empat perahu,” terang Iptu Bintara. n san

Minggu, 10 Oktober 2010

Kabar Nusantara

Pemkab Gresik akan Bangun Pangkalan BBM untuk Nelayan

Minggu, 12 Juli 2009 11:32 WIB

Gresik, (tvOne)

Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur berencana menyediakan pangkalan khusus BBM bersubsidi untuk melayani kebutuhan para nelayan di daerah tersebut guna mengatasi problema klise yakni sulitnya nelayan mendapatkan BBM bersubsidi.

Wakil Bupati Gresik, Sastro Suwito, Minggu, mengatakan pihaknya telah mengupayakan 22 ribu nelayan Gresik untuk mendapatkan BBM bersubsidi dari PT Pertamina. "Saat ini saya sudah berkoordinasi dengan Pertamina menyangkut pembangunan pangkalan BBM bersubsidi bagi para nelayan yang ada di Gresik," katanya.

Sastro mengutarakan, untuk mendapatkan BBM, para nelayan selama ini terpaksa membeli di SPBU karena mereka sering kali ditangkap polisi lantaran membeli BBM dalam jumlah besar tanpa ada surat dari Pertamina.

Dengan adanya kemudahan nelayan mendapatkan BBM bersubsidi melalui penyediaan pangkalan, setidaknya bisa membantu mereka yang kondisinya rata-rata masih sangat memprihatinkan. "Nelayan di Gresik masih banyak di bawah garis kemiskinan. Penghasilannya dari melaut tidak cukup menompang kebutuhan hidup, lebih-lebih yang mempunyai anak sekolah. Oleh karena itu, Pemkab selalu inten melakukan pembinaan kepada nelayan," katanya.

Sementara itu Ketua HSNI Gresik, Samaun merespon positif upaya Pemkab Gresik yang akan menyediakan pangkalan khusus BBM bersubsidi bagi nelayan, terlebih di tengah kondisi banyaknya nelayan yang sering kali kesulitan mencari BBM. "Di tengah banyaknya program konversi minyak ke elpigi, menyebabkan sulitnya mencari persediaan minyak, padahal kami para nelayan tidak bisa memanfaatkan gas elpigi selama mencari ikan di laut," katanya.

Tidak hanya permasalahan kebutuhan BBM bersubsidi bagi nelayan, namun Pemkab Gresik bekerja sama dengan Polres Gresik dan Satpol Air Gresik, juga berupaya menertibkan para nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan pukat harimau. Masalahnya, penggunaan pukat harimau merugikan nelayan yang menggunakan jaring tradisional.

Kesepakatan instansi terkait melarang penggunaan pukat harimau dan ini tertuang dalam bentuk perjanjian bersama antara nelayan Ujungpangkah Gresik dengan nelayan Paciran, Lamongan dalam parade nelayan yang digelar oleh Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gresik di Pantai Panceng, Kecamatan Ujungpangkah 13 Juni 2009. Penggunaan pukat harimau juga diketahui sering memicu bentrokan antarnelayan di daerah perbatasan. (Ant)
Takut Ombak Besar, Ribuan Nelayan Gresik Menganggur

16 Januari 2010 09:59:23 WIB Reporter : Supardi Hardy

Gresik (beritajatim.com) - Tingginya gelombang air laut yang mencapai 5 meter, membuat nelayan di perairan Gresik menganggur. Mereka terpaksa menambatkan perahunya di pinggir pantai.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, para nelayan mencari pekerjaan lain. Seperti menjadi buruh tambak, memancing, ada juga yang menjadi kuli bangunan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Gresik, Samaun mengatakan, pemberitahuan dari Adpel gresik terkait cuaca yang ekstrem memang membuat sebagian nelayan menganggur. "Tapi mau bagaimana lagi, dari pada celaka, mending perahu kita tambatkan dulu," ujarnya kepada beritajatim.com, Sabtu (16/1/2010).

Samaun berharap, ada perhatian dari Pemkab Gresik akan nasib nelayan yang berjumlah sekitar 22 ribu. "Saya sudah mengajukan proposal untuk membuat koperasi untuk keluarga nelayan. Ini untuk meningkatkan ekonomi para nelayan di massa seperti ini," ujarnya. (ard/eda)

TEMU NELAYAN GRESIK LAMONGAN


Sejumlah nelayan mengikuti parade perahu hias dalam rangka “temu nelayan” Kabupaten Gresik dan Lamongan di Panceng, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (13/6). Temu nelayan yang diikuti 700 perahu nelayan tersebut selain untuk mempersatukan nelayan Gresik dan Lamongan juga untuk atraksi pariwisata. (*BO/Syaiful Arif/ant)Sun, Jun 14, 2009 at 08:02 | Gresik, matanews.com